BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Penggunaan
kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah menjadi tanggung jawab kita
sebagai anak bangsa yang sangat peduli akan jiwa nasionalisme. Penggunaan huruf
kapital, huruf miring dan tebal kajian yang sangat penting untuk dibahas guna
menghindari banyak kesalahan penggunaan dalam kaidah Bahasa Indonesia.
Menjadi
begitu sangat penting kita membahas
tentang kaidah-kaidah Bahasa Indonesia, karena tentu saja hal ini tidak dapat
dipisahkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang sering kali menjumpai
banyak kesalahan tentang penempatan dan penggunaan huruf kapital, begitu juga
huruf tebal dan miring. Tentunya kita para mahasiswa sangat perlu mengetahui
dan memahaminya dalam setiap penempatan yang benar dalam setip makalah yang
ditugaskan .
II.
Rumusan Masalah
1. Apa Yang di Maksut Huruf
Kapital dan Modul?
2.
Bagaimana Cara Pemakaian Huruf Kapital dan Modul?
3. Bagaimana Cara Penulisan
Kata Yang Benar?
III.
Tujuan
1. Menjelaskan Huruf Kapital
dan Modul
2. Menjelaska Penulisan Huruf
Kapital dan Modul
3. Mengetahui Cara Penulisan
Kata Yang Benar
BAB II
PEMBAHASAN
I.
PEMAKAIAN HURUF
KAPITAL DAN HURUF MODUL
A.
Huruf Kapital atau
Huruf Besar
1.
Huruf kapital atau huruf
besar di pakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat
Misalnya:
Dia
mengatuk.
Apa
maksutnya?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu belum selesai.
2.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertania
petikan langsung.
Misalnya:
Adik betanya, “Kapan kita
pulang?”
Bapak menasehatkan,
“Berhati-hatilah, Nak!”
“Kemarin engkau terlambat,” katanya.
“Besok pagi,”kata ibu, “dia akan berangkat”
3.
Huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama tuhan dan
kitab suci, termasuk kata ganti untuk tuhan.
Misalnya:
Allah Alkitab Islam
Yang Mahakuasa Quran Kristen
Yang Maha
Pengasih Weda
Tuhan akan menunjukkan
jalan yang benar kepada hamba-nya.
Bimbinlah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau
beri rahmat.
4.
Huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang
diikuti nama orang.
Mislanya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
Imam Syafii
Nabilbrahim
Huruf kapital tidak di pakai sebagai huruf
pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama
orang.
Misalnya:
Dia
baru diangkat menjadi sultan.
Tahun ini nia naik haji.
5.
Huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang
atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu nama instansi
Misalnya:
Wakil Presiden
Adam Malik
Perdana Mentri
Nehru
Laksamana Muda Udara
Husen Sastranegara
Gubernur Inrian Jaya
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf
pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang atau nama
tampat.
Misalnya:
Siapa gubernur yang bar dilantuk itu?
Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad
dilantik menjadi mayor jenderal.
6.
Huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Halim Perdanakusumah
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf
pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
mesin
diesel
10
volt
5
ampere
7.
Huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama nama bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan
bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan
Misalnya:
Mengindonesiakan
kata asing
Keinggris-inggrisan
8.
Huruf kapital dipakai
sebagai hruruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa
sejara.
Misalnya:
bulan Agustus hari Natal
bulan Maulid Perang
Candu
hari Galungan tahun
Hijriah
hari Jumat tarikh
Masehi
hari Lebaran
Proklamasi Kemerdakaan
Indonesia
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang
tidak sebagai nama.
9.
Huruf kapital dipakai
sebagai hiruf pernama nama geografi
Misalnya:
Asia Tenggara Kali Brantas
Banyuwangi Lembah
Baliem
Bukit Barisan Ngarai
Sumok
Cirebon Pegunungan
Jayawijaya
Danau Toba Selat
Lombok
Darata Tinggi Dieng Tanjung
Harapan
Gunung Semeru Teluk
Benggala
Jalan Diponegoro Terusan
Suez
Jazirah Arab
Huruf Kapital tidak dipakai sebagai huruf
pertama istilah yang tidak menjadi unsur nama diri.
Misalnya:
berlayar keteluk
mandi dikali
menyebrangi selat
pergi kearah tetangga
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf
pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya:
garam inggris
gula jawa
kacang bogor
pisang ambon
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama Negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata
seperti dan.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan
Rakyat
Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
Badan Kesehatan
Ibu dan Anak
Keputusan Presiden
Replublik Indonesia, Nomor 57,
Tahun 1992
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
resmi Negara, lembaga pemerinyah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
menjadi sebuah republic
beberapa badan hukum
kerja sama antara pemerintah
dan rakyat
menurut undang-undang
yang berlaku
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
serta dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia
Rancangan Undang-Undang
Kepegawaian
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
keterangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak
terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari
Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa
dan Sastra.
Dia adalah agen surat
kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas
Hukum Perdata”
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan
Misalnya:
Dr. doctor
M.A. master ogarts
S.H. sarjana hukum
S.S. sarjana sastra
Prof. professor
Tn. Tuan
Ny. Nyonya
Sdr. Saudara
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penjunjuk hunungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kaka, adik, dan paman yang dipakai
dala penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?”
Tanya Harto.
“Adik bertanya, “Itu apa,
Bu?”
Surat Saudara sudah saya terima.
“Silahkan duduk, Dik!” kata Ucok.
Besok Paman akan datang.
Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
Para ibu mengunjungi ibu Hasan.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak
dan ibu kita.
Semua kakak dan adik
saya sudah berkeluarga.
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda
Misalnya:
Sudakah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
B.
Huruf Miring
1.
Huruf miring dalam
cetakan dipakai untuk menuliskan, nama baku.
Misalnya:
majalah Bahasa dan
Kesusastraan.
buku Negarakertagama karangan Prapanca
surat kabar Suara Karya
2.
Huruf miring dalam
cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, baian kata, kata,
atau kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama kata abad
ialah a.
Dia bukan menipu,
tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan
penulisan huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan berlepas
tangan.
3.
Huruf miring dalam
cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali
yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
Politik devide et imera pernah merajalela di negeri ini.
Weltanschauung andata lain
diterjemahkan menjadi ‘pandangan dunia’
Tetapi:
Negara itu telah mengalami empat kudeta.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak
miring diberi SATU gatis di bawahnya.
II.
PENULISAN KATA
A.
Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.
B.
Kata Turunan
1.
Imbuhan (awalan,
sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya:
bergetar
dikelola
penetapan
menegok
mempermainkan
2.
Jika bentuk dasar
berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya:
bertepuk tangan garis bawahi
menganak sungai sebar
luaskan
3.
Jika bentuk dasar
yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan
kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
menggarisbawahi Menyebarluaskan
dilipatgandakan Penghancurlebuan
4.
Jika salah satu unsur
gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabunan kata itu ditulis
serangkai.
Misalnya:
adipati mahasiswa
aerodinamika mancanegara
antarkota multilateral
anumerta narapidana
audioprogram nonkolaborasi
awahanna pancasila
bikarbonat panteisme
biokimia paripurna
caturtunggal poligami
dasawarsa pramuniaga
dekameter prasangka
demoralisasi purnawirawan
dwiwarna reinkarnasi
ekawarna saptakrida
ekstrakurikuler semiprofesional
elektroteknik subseksi
infrastruktur swadaya
inkonvesional telepon
introspeksi transmigrasi
kolonialisme tritunggal
eksponsor ultramodern
Catatan:
1)
Jika bentuk terikat
diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua
unsur itu dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia pan-Afrikanisme
2)
Jika kata maha
sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar,
gabungan itu ditulis terpisah.
Misalnya:
Mudah-mudahan Tuhan yang Maha
Esa melindungi kita.
Marilah kita bersyukur
kepada Tuhan maha Pengasih
C.
Bentuk Ulang
Bentuk ulang dituluis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya:
anak-anak gerak-gerak
biri-biri hura-hura
buku-buku lauk-pauk
bumiputra-bumi puutra
mondar-mandir
centang-perenang porak-poranda
hulubalang-hulubalang sayur-mayur
kuda-kuda ukur-mengukur
kupu-kupu tunggang-langgang
kura-kura terus-menerus
laba-laba berjalan-jalan
mata-mata menulis-nulis
sia-sia dibesar-besarkan
undang-undang
D.
Gabungan Kata
1.
Gabungan kata yang
lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, untur-unsurnya ditulis
terpisah.
Misalnya:
duta besar mata
pelajaran
orang tua simpang
empat
kambing hitam meja tulis
persegi panjang kereta api
model linear rumah
sakit umum
2.
Gabungan kata,
termasuk istilah khusus, tang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat
ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang
bersangkutan.
Misalnya:
alat pandang-dengar buku
sejarah-baru
ibu-bapak kami orang-tua muda
anak-istri saya mesin-hitung
tangan
watt-jam
3.
Gabungan kata berikut
ditulis serangkai.
Misalnya:
acapkali manakala
adakalanya manasuka
akhirulkalam mangkubumi
alhamdulillah matahari
astagfirullah olahraga
bagaimana padahal
barangkali paramasastra
beasiswa pribahasa
belasungkawa puspawarna
bilamana radioaktif
bismillah saptamarga
bumiputra saputangan
daripada saripati
darmabakti sebagaimana
darmasiswa sediakala
darmawisata segitiga
dukacita sekalipun
halalbihalal silaturahimi
hulubalang sukacita
kacamata sukarela
kasamata sukaria
kepada syahbandar
ketatabasa titimangsa
kilometer wasalam
E.
Kata Ganti –ku,
-kau –mu, dan –nya
Kata ganti ku- dan kau- dituis serangkai dengan kata yang
mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa yang kumiliki
boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan
bukunya tersimpan di perpustakaan.
Belum ada tanggapan untuk "Makalah Pemakaian Huruf Kapital Miring Serta Penulisan kata"
Posting Komentar