BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
perekonomian merupakan salah satu masalah yang paling mendasar dalam suatu
negara. Indonesia sebagai negara berkembang sering kali dihadapkan pada suatu
persoalan yang pada dasarnya berorientasi pada perekonomian yang memang sulit
untuk dicari jalan keluarnya. Dalam permasalahan perekonomian tersebut
dibutuhkan akuntansi untuk mengetahui laporan keuangan suatu negara ataupun
organisasi lainnya.
Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di
dalamnya berisi bagaimana manusia berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka
pemikiran konseptual tentang prinsip, standar, asumsi, teknik, serta prosedur
yang ada dijadikan landasan dalam pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan
tersebut harus berisi informasi-informasi yang berguna dalam membantu
pengambilan keputusan bagi para pemakainya.
Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga
berkembang sesuai perkembangan teknologi dan peradaban manusia. Selain itu,
faktor kebutuhan juga ikut serta dalam perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan
tetapi, baik akuntansi maupun ilmu-ilmu lain tidak berkembang dengan sendirinya
tanpa adanya hal yang cukup berarti yang dapat mendorong akuntansi tersebut
berkembang dan bertahan hingga sekarang.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang telah diuraikan diatas, maka pokok
permasalahan yang akan
dibahas pada paper ini adalah:
1.
Bagaimana sejarah
perkembangan ilmu akuntansi dari pertama kali muncul hingga sekarang?
C.
Tujuan
Sesuai
dengan latar belakang dan pokok permasalahan yang telah diuraikan maka
tujuan dari paper ini adalah:
1.
Untuk mengetahui
sejarah perkembangan ilmu akuntansi dari dahulu sampai sekarang.
D.
Manfaat
Makalah
ini bermanfaat untuk menambah wawasan tentang sejarah perkembangan akuntansi
dari dahulu sampai sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Akutansi
1.
Sejarah
Akuntansi di Dunia
Pada awalnya,
pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat
pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan
sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM.
Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu
belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang
lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka-angka desimal arab
dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu.
Evolusi
akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan
(DOUBLE - ENTRY) oleh pedagang-pedagang Venesia yang merupakan pedagang yang
terkenal dan ulung pada abad itu. Double - Entry merupakan pencatatan seluruh
transaksi kedalam dua aspek yaitu "debet dan kredit" yang
orientasinya selalu dalam keadaan seimbang.
Pada abad ke 15
tepatnya tahun 1494 akuntansi yang menggunakan angka Arab berkembang di Italia.
Buku yang pertama diterbitkan oleh orang Italia tentang akuntansi baru muncul
pada akhir abad ke 15, dimana buku ini merupakan hasil karya seorang Venesia
yang bernama Luca Pacioli. Buku ini berjudul "SUMMA DE ARITHMATICA, GEOMETRICA
PROPORPIONI ET PROPORTIONALITA". Bagian dari buku tersebut yang membahas
tentang akuntansi berjudul "TRACTACUS DE COMPUTIS ET SCRIPTORIA".
Buku inilah yang kemudian tersebar di benua Eropa barat dan kemudian
dikembangkan kembali oleh para ahli-ahli akuntansi sehingga timbulah beberapa
sistem akuntansi dengan tetap mengacu pada metode yang digunakan oleh Luca
Pacioli.
Sistem yang
berkembang tersebut dinamakan sesuai dengan nama yang mengembangkannya atau
nama negaranya masing-masing. Misalnya sistem Belanda (Sistem Continental) dan
Amerika serikat (Sistem Anglo Saxon). Sistem-sistem tersebut kemudian berjalan
sesuai dengan perkembangannya. Pada abad sekarang ini sistem yang paling banyak
digunakan yaitu sistem Anglo Saxon, hal ini disebabkan karena sistem Anglo
Saxon dapat digunakan untuk mencatat berbagai macam transaksi, sedangkan sistem
yang lainnya agak sukar untuk digunakan. Hal ini disebabkan karena sistem yang
lain sering memisahkan antara pembukuan dengan akuntansi sedangkan dalam sistem
Anglo Saxon, pembukuan merupakan bagian dari akuntansi.
Menurut
pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak
5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata
buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry
accounting system telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca
Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di
Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et
Proportionalita” yang berisi tentang palajaran ilmu pasti.
Inoue (dalam
Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan
menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah
Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun
buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah
buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan
sebenarnya tidak ada.”
Jika kita kaji
sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya sudah ada
sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis
bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang
dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya orang-orang Italia
dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah
terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-saudagar Moslem (Moslem Merchants).”
Revolusi
indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap
perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama
di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan.
Dalam undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam
uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana
halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan
baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.
Dalam
artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi
sebagai berikut.
Tahun
1775
|
pada tahun ini mulai diperkenalkan
pembukuan baik yang single entry maupun double entry.
|
Tahun 1800
|
masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan
dalam perusahaan.
|
Tahun 1825
|
mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan
(financial auditing).
|
Tahun
1850
|
laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting.
|
Tahun 1900
|
di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan
melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
|
Tahun 1925
|
banyak perkembangan yang
terjadi tahun ini, antara lain:
·
Mulai
diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan,
akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah;
·
Laporan keuangan
mulai diseragamkan;
·
Norma
pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
·
Sistem
akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya “punch
card record”.
|
Tahun 1950-1975
|
Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam
perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut:
·
Pada periode
ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data.
·
Sudah
dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
·
Analisis Cost
Revenue semakin dikenal.
·
Jasa-jasa
perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai ditawarkan
profesi akuntan.
·
Management
accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen
mulai dikenal dan berkembang cepat.
·
Muncul
jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan.
·
Perencanaan
manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
|
Tahun 1975
|
mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi
bidang-bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
·
Timbulnya
management science yang mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha
menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya;
·
Sistem
informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-model organisasi,
perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan analisis cost
benefit;
·
Metode
permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics;
·
Total system
review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal; dan
·
Social
accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan
yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.
|
Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London
telah digunakan selama suatu penyelidikan seorang direktur South Sea Company,
yang tengah memperdagangkan bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini,
akuntan menguji sedikitnya dua buku perusahaan. Laporannya diuraikan dalam buku
Sawbridge and Company, oleh Charles Snell, Writing Master and Accountant in
Foster Lane, London. Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik
terdaftar pada Inggris yang telah memiiki Chartered Accountant di abad ke 19.
Teori dan praktek akuntansi semakin berkembang pada abad ke 20
sejalan dengan perkembangan teknologi. seperti program-program akuntansi
komputer yang semakin banyak beredar dipasaran pada saat ini.
2.
Sejarah
Akuntansi di Indonesia
Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusur pada era penjajahan
Belanda sekitar 17 (ADB 2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak
yang jelas berkaitan dengan praktik akuntansi di Indonesia dapat ditemui pada
tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Sociteyt yang
berkedudukan di Jakarta (Soemarso 1995). Pada era ini Belanda mengenalkan
sistem pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan
oleh Luca Pacioli. Perusahaan VOC milik Belanda-yang merupakan organisasi
komersial utama selama masa penjajahan-memainkan peranan penting dalam praktik
bisnis di Indonesia selama era ini (Diga dan Yunus 1997).
Kegiatan ekonomi pada masa penjajahan meningkat cepat selama tahun
1800an dan awal tahun 1900an. Hal ini ditandai dengan dihapuskannya tanam paksa
sehingga pengusaha Belanda banyak yang menanmkan modalnya di Indonesia.
Peningkatan kegiatan ekonomi mendorong munculnya permintaan akan tenaga akuntan
dan juru buku yang terlatih. Akibatnya, fungsi auditing mulai dikenalkan di
Indonesia pada tahun 1907 (Soemarso 1995). Peluang terhadap kebutuhan audit ini
akhirnya diambil oleh akuntan Belanda dan Inggris yang masuk ke Indonesia untuk
membantu kegiatan administrasi di perusahaan tekstil dan perusahaan manufaktur
(Yunus 1990). Internal auditor yang pertama kali datang di Indonesia
adalah J.W Labrijn-yang sudah berada di
Indonesia pada tahun 1896 dan orang pertama yang melaksanakan pekerjaan audit
(menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan) adalah Van Schagen yang dikirim
ke Indonesia pada tahun 1907 (Soemarso 1995).
Pengiriman Van Schagen merupakan titik tolak berdirinya Jawatan
Akuntan Negara-Government Accountant Dienst yang terbentuk pada tahun 1915
(Soermarso 1995). Akuntan publik yang pertama adalah Frese & Hogeweg yang
mendirikan kantor di Indonesia pada
tahun 1918. Pendirian kantor ini diikuti kantor akuntan yang lain yaitu kantor
akuntan H.Y.Voerens pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan Akuntan
Pajak-Belasting Accountant Dienst (Soemarso 1995). Pada era penjajahan, tidak
ada orang Indonesia yang bekerja sebagai akuntan publik. Orang Indonesa pertama
yang bekerja di bidang akuntansi adalah JD Massie, yang diangkat sebagai
pemegang buku pada Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21 September 1929
(Soemarso 1995).
Kesempatan bagi akuntan lokal (Indonesia) mulai muncul pada tahun
1942-1945, dengan mundurnya Belanda dari Indonesia. Pada tahun 1947 hanya ada
satu orang akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari (Soermarso
1995). Praktik akuntansi model Belanda masih digunakan selama era setelah
kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan pelatihan akuntansi masih didominasi oleh
sistem akuntansi model Belanda. Nasionalisasi atas perusahaan yang dimiliki
Belanda dan pindahnya orang orang Belanda dari Indonesia pada tahun 1958
menyebabkan kelangkaan akuntan dan tenaga ahli (Diga dan Yunus 1997).
Organisasi profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia bediri 23
Desember 1957. Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan
pendiri lima orang akuntan Indonesia.profesi akuntan mulai berkembang dengan
pesat sejak tahun 1967. Pada tahun itu juga dikeluarjannya undang-undang modal
asing yang kemudian disusul dengan undang-undang penanaman modal dalam negeri
tahun 1968 yang merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi. Setelah
krisis ekonomi Indonesia tahun 1997, peran profesi akuntan diakui semakin
signifikan mengingat profesi ini memiliki peranan strategis di dalam
menciptakan iklim transparansi di Indonesia.
Atas dasar nasionalisasi dan kelangkaan akuntan, Indonesia pada
akhirnya berpaling ke praktik akuntansi model Amerika. Namun demikian, pada era
ini praktik akuntansi model Amerika mampu berbaur dengan akuntansi model
Belanda, terutama yang terjadi di lembaga pemerintah. Makin meningkatnya jumlah
institusi pendidikan tinggi yang menawarkan pendidikan akuntansi-seperti
pembukaan jurusan akuntansi di Universitas Indonesia 1952, Institute Ilmu
Keuangan (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara-STAN) 1990, Univesitas Padjajaran
1961, Universitas Sumatera Utara 1962, Universitas Airlangga 1962 dan Universitas
Gadjah Mada 1964 (Soermarso 1995)-telah mendorong pergantian praktik akuntansi
model Belanda dengan model Amerika pada tahun 1960 (ADB 2003). Selanjutnya,
pada tahun 1970 semua lembaga harus mengadopsi sistem akuntansi model Amerika
(Diga dan Yunus 1997).
Pada pertengahan tahun 1980an, sekelompok tehnokrat muncul dan
memiliki kepedulian terhadap reformasi ekonomi dan akuntansi. Kelompok tersebut
berusaha untuk menciptakan ekonomi yang lebih kompetitif dan lebih berorientasi
pada pasar-dengan dukungan praktik akuntansi yang baik. Kebijakan kelompok
tersebut memperoleh dukungan yang kuat dari investor asing dan lembaga-lembaga
internasional (Rosser 1999). Sebelum perbaikan pasar modal dan pengenalan
reformasi akuntansi tahun 1980an dan awal 1990an, dalam praktik banyak ditemui
perusahaan yang memiliki tiga jenis pembukuan-satu untuk menunjukkan gambaran
sebenarnya dari perusahaan dan untuk dasar pengambilan keputusan; satu untuk
menunjukkan hasil yang positif dengan maksud agar dapat digunakan untuk mengajukan
pinjaman/kredit dari bank domestik dan asing; dan satu lagi yang menjukkan
hasil negatif (rugi) untuk tujuan pajak (Kwik 1994).
Pada awal tahun 1990an, tekanan untuk memperbaiki kualitas
pelaporan keuangan muncul seiring dengan terjadinya berbagai skandal pelaporan
keuangan yang dapat mempengaruhi kepercayaan dan perilaku investor. Skandal
pertama adalah kasus Bank Duta (bank swasta yang dimiliki oleh tiga yayasan
yang dikendalikan presiden Suharto). Bank Duta go public pada tahun 1990 tetapi
gagal mengungkapkan kerugian yang jumlah besar (ADB 2003). Bank Duta juga tidak
menginformasi semua informasi kepada Bapepam, auditornya atau underwriternya
tentang masalah tersebut. Celakanya, auditor Bank Duta mengeluarkan opini wajar
tanpa pengecualian. Kasus ini diikuti oleh kasus Plaza Indonesia Realty
(pertengahan 1992) dan Barito Pacific Timber (1993). Rosser (1999) mengatakan
bahwa bagi pemerintah Indonesia, kualitas pelaporan keuangan harus diperbaiki
jika memang pemerintah menginginkan adanya transformasi pasar modal dari model
“casino” menjadi model yang dapat memobilisasi aliran investasi jangka panjang.
Berbagai skandal tersebut telah mendorong pemerintah dan badan
berwenang untuk mengeluarkan kebijakan regulasi yang ketat berkaitan dengan
pelaporan keuangan. Pertama, pada September 1994, pemerintah melalui IAI
mengadopsi seperangkat standar akuntansi keuangan, yang dikenal dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Kedua, Pemerintah bekerja sama
dengan Bank Dunia (World Bank) melaksanakan Proyek Pengembangan Akuntansi yang
ditujukan untuk mengembangkan regulasi akuntansi dan melatih profesi akuntansi.
Ketiga, pada tahun 1995, pemerintah membuat berbagai aturan berkaitan dengan
akuntansi dalam Undang Undang Perseroan Terbatas. Keempat, pada tahun 1995
pemerintah memasukkan aspek akuntansi/pelaporan keuangan kedalam Undang-Undang
Pasar Modal (Rosser 1999).
Jatuhnya nilai rupiah pada tahun 1997-1998 makin meningkatkan
tekanan pada pemerintah untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan. Sampai
awal 1998, kebangkrutan konglomarat, collapsenya sistem perbankan, meningkatnya
inflasi dan pengangguran memaksa pemerintah bekerja sama dengan IMF dan
melakukan negosiasi atas berbagaai paket penyelamat yang ditawarkan IMF. Pada
waktu ini, kesalahan secara tidak langsung diarahkan pada buruknya praktik
akuntansi dan rendahnya kualitas keterbukaan informasi (transparency).
Berikut ini tabel ringkasan perkembangan akuntansi di Indonesia
Akuntansi
di Indonesia pada awalnya menganut sistem kontinental, seperti yang dipakai di
Belanda saat itu. Sistem ini disebut juga dengan tata buku yang sebenarnya
tidaklah sama dengan akuntansi, di mana tata buku menyangkut kegiatan-kegiatan
yang bersifat konstruktif dari proses pencatatan, peringkasan, penggolongan dan
aktivitas lain yang bertujuan menciptakan informasi akuntansi berdasarkan pada
data. Sedangkan akuntansi menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat
konstruktif dan analitikal seperti kegiatan analisis dan interpretasi
berdasarkan informasi akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembukuan
merupakan bagian dari akuntansi.
Perkembangan
selanjutnya tata buku sudah mulai ditinggalkan orang. Di Indonesia perusahaan
atau orang semakin banyak menerapkan sistem akuntansi Anglo Saxon.
Berkembangnya sistem akuntansi Anglo Saxon di Indonesia disebabkan adanya
penanaman modal asing di Indonesia yang membawa dampak positif terhadap
perkembangan akuntansi, karena sebagian besar penanaman modal asing menggunakan
sistem akuntansi Amerika Serikat (Anglo Saxon). Penyebab lain sebagian besar
mereka yang berperan dalam kegiatan perkembangan akuntansi menyelesaikan
pendidikannya di Amerika, kemudian menerapkan ilmu akuntansi itu di Indonesia.
Saat ini sistem
Anglo Saxon semakin populer di Indonesia baik dalam pendidikan akuntansi maupun
dalam praktek dunia bisnis.
Perbedaan
Akuntansi Sistem Kontinental dengan Anglo Saxon:
B.
Pengertian
Akutansi
Menurut Weygant
(dalam Yadiati & Wahyudi, 2007) akuntansi adalah suatu sistem informasi
yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari
suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.
Sedangkan
menurut Meigs (dalam wikipedia.com, 2008) akuntansi adalah pengukuran,
penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu
manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk
membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan,organisasi, dan
lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan
menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal
sebagai “bahasa bisnis”.
Interpretasi
akuntansi terdiri dari tiga bagian yaitu: (1) pengidentifikasian, mengenai atau
memilah peristiwa-peristiwa ekonomi yang merupakan laporan keuangan/transaksi;
(2) mencatat, pencatatan dilakukan secara sistematis, kemudian pencatatan ini
diklasifikasi dan diringkas; (3) pengukuran, menetapkan nilai dari peristiwa
yang dipilih tersebut dalam satuan uang; dan (4) pengkomunikasian, menyajikan
informasi berdasarkan transaksi yang sedang atau sudah berlangsung.
Akuntansi
berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi
digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil
keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
Menurut American
Accounting Association (AAA). Akuntansi itu merupakan :
"...Proses
mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka
yang menggunakan informasi tersebut".
"...the
proceed of identifying, measuring and communicating economic information to
permit informed judgment and decisions by user of the information".
Dengan
demikian, secara singkat akuntansi berarti rekening atau perkiraan. Akuntansi
adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan
menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan
sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti
untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Sebenarnya akuntansi sudah ada sejak pada abad 3600 SM. Lalu
mulai merkembang dengan ditemukannya buku tentang double entry.
Orang yang pertama kali menulis buku tentang double entry bookkeeping
system adalah Bonedetto Cotrugli dan orang yang pertama kali
menerbitkan buku tentangdouble entry bookkeeping system adalah Luca
Pacioli pada tahun 1949. Sedangkan di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak
1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion
Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747.
Akuntansi adalah suatu proses mencatat,
mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta
kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang
yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan
serta tujuan lainnya.
B.
Saran
Sebagai pihak yang terlibat dalam bidang
akuntansi hendanya mengetahui bagaimana sejarah akauntansi itu sendiri dan
dapat menggunakan akuntansi sebagaimana mestinya. Lebih dari itu, penulis
mengharapkan agar tidak melupakan serta dapat mempertahankan dan mengembangkan
akuntansi itu sendiri, terlebih di zaman yang semakin maju ini.
C.
DAFTAR PUSTAKA
Divisi Litbang Madcoms. 2005. Seri Panduan Lengkap Myob
Accounting, Yogyakarta : Andi
Harahap, Sofyan Syafri. 1997. Teori Akuntansi, Jakarta : PT.
RajaGrafindo Persada
Rosjidi. 1999. Teori Akuntansi. Tujuan, Konsep,
dan Struktur, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia
Yadiati, Winwin & Ilham
Wahyudi. 2007. Pengantar
Akuntansi, Jakarta : Kencana
Situs :
M Bartolozzi and R Franci, The
theory of proportions in abacus mathematics from Leonardo Pisano to Luca
Pacioli (Italian), Boll. Storia Sci. Mat. (1990).
Meigs, Walter B. and Robert F.
Meigs. Financial Accounting, 4th ed. McGraw-Hill, 1970, p.1. ISBN 0-07-041534-X
(old edition).
Sugiarto. Pengantar Akuntansi,
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta:2002 ISBN 979-689-057-7.
Horngren, dkk. Akuntansi, jilid
1. edisi 6. Indeks, Jakarta:2006. ISBN 979-683-757-9.
Belum ada tanggapan untuk "Makalah Gambaran Umum Akutansi"
Posting Komentar